Di Post Oleh : Rahmat Hidayat
A. PEMBUKAAN
LOMBA 17AN DI DESA RANTIH
LOMBA
MAKAN KERUPUK DAN BALAP KARUNG
LOMBA
KELERENG DAN MAKAN KERUPUK
SUASANA
HUT RI DAN EKSPRESI BAHAGIA SI ADEK
Hut Kemerdekaan RI
memang selalu membawa kegembiraan bagi rakyat Indonesia. Berbagai kegiatan yang
menarik dibuat demi memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ini. Tak seperti yang
sering dijumpai, Desa-Desa di Kota Sawahlunto pada umumnya sudah melaksanakan
lomba sejak sebelum tanggal 17 Agustus, termasuk Desa Rantih, gunanya adalah
untuk mengefisiensikan waktu menimbang banyaknya lomba yang diselenggarakan.
Tak
mau ketinggalan, para peserta KKN UA Rantih serta IAIN Batusangkar didampingi
oleh jajaran pemuda Rantih menjadi panitia dalam kegiatan Lomba 17an ini. Pada
hari ini, merupakan hari dimana rangkaian lomba dimulai, lomba-lomba yang
diselenggarakan pada hari ini adalah lomba makan kerupuk, balap karung, pacu
kelereng, dan ambil uang koin di dalam tepung. Lomba dilaksanakan di lapangan
olahraga yang akrab disebut “Lapangan Volly” oleh warga setempat. Rangkaian
acara lomba ini dimulai pukul 16.30 WIB dimulai dengan pendaftaran anak-anak
yang ingin diikutsertakan dalam lomba, kemudian lomba pertama yang dilaksanakan
adalah Lomba Makan Kerupuk, kemudian untuk mengefisienkan waktu, dua lomba
berjalan sekaligus. Ekspresi menggemaskan dari adik-adik yang ikut lomba ini
mengundang gelak tawa para warga dan panitia. Selain memeriahkan Hut RI yang
ke-72 ini, lomba-lomba yang dilaksanakan juga melatih sportivitas para
adik-adik Rantih ini, juga mengajari mereka bagaimana bersikap fair dan tak mudah menyerah, serta
menghargai sesamenya dan menyemangati sesamanya. Tak harus menang, ikut
berpartisipasi saja sudah mendapatkan nilai plus tersendiri bagi adik-adik ini,
karena keberanian dan percaya diri yang dimiliki mereka. Semoga kegiatan ini
dapat menjadikan oang-orang yang terlibat didalamnya semakin erat
silaturahminya dan menciptakan rasa kekeluargaan yang tinggi.
PANITIA
DAN SUASANA SORE HUT RI HARI PERTAMA
PENCARIAN
DAN PROSES PENGAMBILAN DAUN PITALANG JAO
Setiap nagari memiliki
keunikannya masing-masing, begitu pula dengan desa nan apik ini. Rantih
mempnyai kuliner khas yang diberi nama Ayam Pitalang Jao, dimana letak ciri
khas nya adalah mnambahkan daun Pitalang Jao pada gulai ayam kampong. Daun ini
merupakan tambahan yang nikmat, rasanya manis, memiliki tekstur yang lumayan
keras, tidak begitu lunak seperti daun pada biasanya jika dimasak. Nah, pada
hari ini, peserta KKN UA Rantih 2017 berpetualang mencari keeradaan daun ini,
untuk nantinya dapat diolah bersama ayam kampong untuk acara makan bersama yang
akan dilaksanakan esok hari. Keberadaan daun ini ialah pada daerah yang
memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, dan terkena cahaya matahari, biasanya
daun ini dapat ditemukan di dekat air terjun karena memang kawasan dekat air
terjun memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Berbekal rasa penasaran yang
sangat tinggi akan keberadaan dan bentuk dari daun ini, kami pun mencari warga
desa yang mengetahui akan keberadaan daun ini. Didapatilah ibu Fatimah, salah
satu perangkat desa yang mengetahui titik tempat tumbuhnya tumbuhan satu ini.
Ditemani oleh salah seorang pemuda setempat, maka kami pun bergerak menuju
lokasi.
DAUN PITALANG JAO
MUDA DAN DEWASA
Kami berjalan menyusuri
tepian bukit yang mengarah ke Air Terjun Bikan Desa Rantih, harus hati-hati
karena jalan yang ditempuh lumayan kecil, tak dapat dilalui oleh dua orang
sekaligus, harus satu-satu. Setelah berjalan lebih kurang 10 menit, tibalah
dilokasi yang bersuhu lebih dingin dibandingkan di saat kami sebelum berangkat.
Ternyata di kawasan trsebut terdapat sumber air yang mengalir menyerupai air
terjun mini, tak heran jika di kawasan ini dapat ditemukan Daun Pitalang Jao
yang menjadi ciri khas kuliner Rantih itu. Kami mengambil secukupnya saja untuk
diolah nanti, perlu perjuangan dibutuhkan untuk memetik daun cantik ini, karena
tempat tumbuhnya di medan yang lumayan licin. Mata harus tajam untuk mendeteksi
keberadaannya, karena ia sering tertutup tumbuhan yang lebih besar
disekitarnya. Penampakan daun dewasa dan ketika masih muda pada daun ini
berbeda ternyata, jika daun ini masih muda ia akan berwarna hijau polos saja,
sedangkan ketika dewasa, warna daun ini akan menjadi bercorak putih hijau. Setelah
mendapatkan sekantung daun Pitalang Jao, kami pun bergegas kembali. Rasa
bahagia tersendiri dirasakan oleh kami karena dapat memetik lagsung daun yang
menjadi ciri khas Desa nan cantik ini. Daun pun disimpan untuk diolah esok
hari, do’akan semoga berhasil…
C. MENCARI INFORMASI WEBSITE
PENCARIAN
INFO SEJARAH DAN BUDAYA RANTIH
PESONA WISATA RANTIH
MEMUKAUNYA
RANTIH
Tak berlama-lama
setelah itu, kami pun membagi tim untuk mencari informasi website tersebut,
kami terbagi atas 4 divisi, dimana satu divisi terdiri dari 3-4 orang. Divisi I
yakni divisi Perangkat Desa yang beranggotakan Iqbal Arif Siregar, Febby Reza
dan Novia Riska, Divisi II yakni divisi Pertanian dan Peternakan yang
beranggotakan Ninda fatmawati, Nandi syukri, Faradilla Oktaviani dan Sarah
Mulyani, Divisi III yakni divisi sejarah dan Budaya yang beranggotakan Wiwik
Evma Apminita, Dwiyanti Adesra Putri, Sumitra Abdi Negara dan Nudiya Dina
Ramadhani, dan terakhir Divisi IV yakni divisi Wisata yang beranggotakan Rahmat
Hidayat, Giovani Anjasmara, Wafya Melosi Ramschie dan Nazeni Hilwa. Hari demi
hari kami menguak informasi mengenai desa ini per masing-masing divisinya.
D. PEREMAJAAN
DESA PART II (LANJUT NGECAT)
BEFORE
REHAB
REHAB
Peremajaan Desa belum
usai, memang hasil yang maksimal membutuhkan waktu yang lama. Pada hari ini,
kami kembali melanjutkan pekerjaan yang telah dimulai dua hari yang lalu,
karena kemarin hujan, maka hari ini baru dilanjutkan pengecatan ulang merek
Lembaga Organisasi dan Tugu Antropologi. Medan pengecatan kali ini memang unik,
jadi peserta KKN harus memasang gaya anti mainstream untuk melakukan pengecatan
di lokasi yang satu ini, yaitu di jembatan kecil di desa ini. Masih dengan
partner yang sama, peserta KKN UA dibantu oleh pemuda setempat dan rekan-rekan
IAIN Batusangkar dalam pengerjaan ini. Meski sibuk juga dalam mempersiapkan
lomba kemerdekaan Republik Indonesia, namun hal ini tak membuat muda mudi
bangsa ini lelah, malah tambah semangat.
Merupakan pengalaman yang indah bagi kami bisa bekerjasama dengan
rekan-rekan yang baru kami temui selama masa KKN berlangsung. Walaupun terkena
cipratan-cipratan cat baik di baju maupun kulit, tak apa, malah jika tak ada
hal tersebut, tak lengkap rasanya. Canda tawa menemani pekerjaan pengecatan
ulang ini, tak terasa sudah waktunya untuk istirahat, pengecatan untuk Tugu
Antropologi dan merk Lembaga Organisasi telah selesai pada hari ini. Esok
Program Kerja ini akan dilanjutkan dengan pembersihan WC umum yang sudah lama
tidak di operasikan. Tetap Semangat!
E. YASINAN
SUASANA
SAAT YASINAN DAN SAAT MENYANTAP WEJANGAN
SUASANA
SAAT YASINAN DAN SAAT MENYANTAP WEJANGAN
ERATNYA
SILATURAHMI
Dua kegiatan keagamaan
yang tak pernah luput dari Desa yang elok ini adalah Yasinan Rutin Setiap
Minggu dan Majelis Ta’lim. Minggu ini merupakan minggu terakhir bagi peserta
KKN UA Rantih 2017 mengikuti kegiatan Yasinan Mingguan ini, maka dari itu,
kegiatan Yasinan Rutin untuk minggu ini dilaksanakan di Posko KKN UNAND Rantih
2017. Kami selaku peserta KKN merasa terhormat menjadi tuan rumah untuk kegiatan Yasinan Rutin pada minggu ini,
karena pada kegiatan yasinan rutin ini dihadiri oleh para perangkat desa dan
pemuda pemudi Rantih serta penduduk Rantih, dan karena pada kesempatan kali ini
sedang masa KKN, maka kegatan yasinan juga dihadiri oleh rekan-rekan dari KKN
IAIN Batusangkar yang juga sedang melaksanakan KKN nya di Desa Rantih.
Persiapan yang dilakukan ialah diantaranya membuat jamuan berupa makanan ringan
untuk setelah yasinan nanti, kemudian set
up lokasi tempat dilaksanakannya yasinan serta persiapan-persiapan detail
lainnya. Tentunya diperlukan kerjasama dan semangat untuk mempersiapkan itu
semua, alhasil berkat kerjasama peserta KKN UA kece ini beserta sang pemilik
rumah (posko), acara dapat terlaksana dengan aman terkendali. Walaupun jadwal
padat dari pagi hingga malam, peserta KKN UA tak tampak lelah sedikit pun,
karena rasa cintanya kepada Desa tercinta. Hambatan dan rintangan dalam
persiapan acara dapat ditangani karena telah dilandasi dengan ketenangan serta
kecakapan dari para peseta KKN UA dan pemilik rumah. Para hadirin tampak puas
dengan acara yang dilaksanakan, tak luput dari biasanya, gelak tawa pun hadir
dalam kegiatan kali ini. Rasa puas dan bahagia terpancar dari wajah semua orang
yang menghadiri acara rutin tersebut dan terutama untuk sang penyelenggara,
kami peserta KKN ditemani “amak” sang pemilik rumah. Semoga untuk selanjutnya
lebih baik dari ini, Amin..
0 komentar:
Posting Komentar