Senin, 17 Juli 2017

Hari Ke-12: Dokter Kecil, Apoteker Cilik, dan Hand Higene

Di buat Oleh : Wafya Ramschie, Nudiya Dina, Faradila Oktaviani
Di Post Oleh : Rahmat Hidayat

Kegiatan ini dilakukan di SD Desa Rantih

1. DOKTER KECIL










Pada Sabtu pagi, 15 Juli 2017, pukul 10.00 pagi WIB mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Nudiya Dina Ramadhani) beserta anggota panitia melaksanakan program kerja Pelatihan Dokter Kecil di SDN 04 Rantih. Kegiatan ini berlangsung selama dua jam hingga pukul 12.00 WIB. Dokter kecil atau biasa disingkat 'Dokcil' adalah peserta didik (siswa sekolah) yang memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.

Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas 5 SDN 04 Rantih. Tujuan umum dari kegiatan dokter kecil ini adalah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), sedangkan tujuan khususnya adalah agar peserta didik dapat menjadi penggerak hidup sehat serta dapat menolong dirinya sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
Masing-masing peserta diberikan booklet yang berisi materi-materi berupa tugas dan kewajiban dokter kecil, kegiatan dokter kecil, peran, dan manfaat yang diperoleh menjadi seorang dokter kecil, materi tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kesehatan gigi dan mulut, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), cara mencegah cedera, luka bakar, luka lecet, serta mimisan. Kegiatan ini terdiri dari penyampaian materi tentang dokter kecil menggunakan power point presentation (ppt), simulasi menjadi seorang dokter sungguhan, post test di akhir kegiatan, penetapan pemenang dokter kecil dan penyerahan hadiah bagi pemenang pertama, kedua, dan ketiga. Pada sesi simulasi, peserta diajarkan bagaimana berkomunikasi yang baik antara dokter dan pasien, pemeriksaan fisik umum (memeriksa denyut nadi, napas, suhu, serta mendengarkan bunyi jantung menggunakan stetoskop).
Siswa-siswi SDN 04 Rantih tampak sangat senang mengikuti kegiatan dokter kecil ini, apalagi sebagian besar dari mereka bercita-cita menjadi seorang dokter, sehingga mereka tampak bersemangat. Hal ini terlihat dari keaktifan peserta dalam menjawab pertanyaan pemateri dan keberanian untuk tampil di depan kelas memperagakan simulasi menjadi seorang dokter sungguhan. Setiap peserta yang mampu menjawab pertanyaan dari pemateri akan diberikan susu dan snack, sehingga memicu semangat mereka untuk lebih aktif lagi mengikuti kegiatan ini. Penetapan pemenang dokter kecil dilihat dari keaktifannya dalam mengikuti kegiatan serta memiliki jawaban post test yang paling baik.
Pemenang pertama diberikan salempang bertuliskan dokter kecil serta sebuah kado berisi beberapa alat tulis sekolah, sedangkan pemenang kedua dan ketiga diberikan susu serta beberapa snack. Setiap pemenang juga berkesempatan untuk berphoto menggunakan stetoskop sehingga tampak seperti dokter sungguhan. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta yang telah dilatih menjadi dokter kecil dapat meningkatkan kesehatan pribadi dan lingkungan serta mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

2. HAND HIGENE




Mahasiswi KKN mengajarkan cara cuci tangan dengan hand sanitizer
        Sebagian besar masyarakat Indonesia berasal dari kalangan perekonomian menengah ke bawah. Penyakit yang banyak berkembang di masyarakat golongan tersebut terutama yaitu penyakit menular yang penularannya melalui fekal oral seperti penyakit diare yang banyak diderita oleh anak-anak. Salah satu cara penularan penyakit fekal oral yaitu melalui kebersihan tangan yang kurang dijaga, terutama pada anak-anak yang banyak bermain di luar rumah dan tidak mencuci tangan setelahnya. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan setiap anak untuk mencegah berkembangnya penyakit fekal oral, namun beberapa orang merasa, cuci tangan merupakan suatu hal yang buang-buang waktu sehingga tidak perlu untuk dilakukan atau mungkin beberapa orang sudah sadar akan pentingnya cuci tangan namun belum melakukannya dengan cara yang tepat sehingga mikroorganisme di tangan masih hidup dan berkeliaran.
            WHO sudah menetapkan 6 langkah cuci tangan yang efektif dan efisien untuk mengeradikasi seluruh mikroorganisme yang menempel di tangan. Anak-anak sebagai agen perubahan, sedari dini seharusnya sudah ditanamkan nilai-nilai kebersihan di dalam dirinya.
            Pelatihan cuci tangan ini dilakukan di SDN 04 Rantih, khususnya pada siswa kelas 5 SD, namun, karena pelatihan ini dilaksanakan pada jam istirahat, beberapa orang anak kelas 2 dan 3 yang lalu lalang juga memaksa ingin ikut masuk dan mengikuti kegiatan. Kegiatan diawali dengan presentasi dengan PPT tentang pentingnya cuci tangan, kapan saja cuci tangan harus dilakukan, dan 6 langkah cuci tangan menurut WHO. Lalu setelah itu, dilakukan simulasi 6 langkah cuci tangan bersama peserta, karena kondisi tidak memungkinkan untuk menggunakan sabun dan air mengalir, digunakan hand sanitizer untuk mencuci tangan. Selanjutnya, agar ingatan tentang 6 langkah mencuci tangan ini lebih menempel di pikiran anak-anak, mahasiswi KKN beserta para peserta menyanyikan lagu “cuci tangan 6 langkah” bersama-sama.
            Pada saat akhir acara, kami meminta beberapa orang anak untuk mencontohkan dan menyanyikan lagu mencuci tangan di depan kelas, separuh anak di kelas menunjuk tangan antusias, berharap terpilih sebagai “Dokter Kecil di akhir acara. Semoga kebiasaan mencuci tangan dengan benar ini menular kepada keluarga, teman dan orang-orang di sekitar anak yang telah kami ajarkan sehingga, rantai penularan penyakit di lingkungan dapat diputus sekarang juga.

3. APOTEKER CILIK

Memperkenalkan peran apoteker pada masyarakat sangatlah penting. Pengetahuan masyarakat tentang adanya profesi apoteker akan sangat membantu mengarahkan pasien untuk lebih spesifik mengerti tentang kepada siapa pasien akan bertanya  bagaimana sebenarnya penggunaan obat obatan yang benar. Dengan pengetahuan ini akan menjadikan masyarakat pintar dalam menggunakan obat yang tepat dan benar, dimana akan sangat berperan dalam kesuksesan pengobatan dan mengurangi adanya efek samping obat . Pengenalan ini tidak hanya pada masyarakat yang sudah dewasa tetapi juga pada anak anak usia dini.
Dewasa ini, pembinaan program pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di usia dini melalui sekolah terutama di tingkat sekolah dasar sudah mulai berkembang, contohnya sudah banyak dokter kecil yang dimiliki oleh sekolah-sekolah dasar. Untuk menyempurnakan pembinaan pendidikan kesehatan dan pelayanan tersebut perlu juga adanya apoteker cilik yang nantinya bisa berdampingan dengan dokter kecil sehingga dapat menciptakan suasana sehat di lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah. Peran dari apoteker cilik ini  berguna dalam membantu penyediaan obat secara umum, dan memberikan informasi obat  secara umum di lingkungan sekolah. Alasan ini lah salah satu kegiatan yang bernama “Apoteker Cilik” di jalankan dalam kegiatan KKN Unand 2017 di Desa rantih agar peran apoteker sudah dirasakan sejak anak anak usia dini, tidak hanya masyarakat yang di perkotaan juga masyarakat yang ada di desa.
Pada Kesempatan kali  ini Apoteker cilik diadakan di SD N 04 Rantih. Kegiatan Apoteker cilik ini dilaksanakan pada Sabtu 15 juli 2017. Peserta dari kegiatan ini adalaha siswa siswi kelas 4 yang jumlah sebanyak 17 Orang. Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan dan sedikit permainan yang dilakukan antara Mahasiswa KKN dengan para peserta. Selanjutnya baru dilaksanakan pemberian materi dan kuis. Materi yang diberikan seputar pengenalan profesi apoteker, penggolongan obat-obatan, penjelasan singkat DAGUSIBU dan TOGA.  Respon yang diberikan oleh adik adik ini sangat baik. Hal ini dilihat dari banyaknya yang berlomba dalam menunjuk tangan ketika di berikan kuis.

Dalam kegiatan penutup dari Apoteker cilik ini diadakan postest lisan kepada pada peserta.  Peserta yang paling aktif akan menjadi Apoteker Ciliknya. Pertanyaan yang diberikan sebanyak 5 pertanyaan seputar materi yang sudah diberikan tadi. Dari hasil akhir terpilihlah Kesya atau yang dipanggil keke sebagai Apoteker cilik. Hasil ini di dapatkan karena keke berhasil menjawab 3 dari 5 pertanyaan dengan baik.










Share:

0 komentar:

Posting Komentar