Di Post Oleh : Rahmat Hidayat
Kegiatan ini dilakukan di SD Desa Rantih
1. DOKTER KECIL
Pada Sabtu pagi, 15 Juli 2017, pukul 10.00 pagi WIB
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Nudiya Dina Ramadhani)
beserta anggota panitia melaksanakan program kerja Pelatihan Dokter Kecil di
SDN 04 Rantih. Kegiatan ini berlangsung selama dua jam hingga pukul 12.00 WIB. Dokter
kecil atau biasa disingkat 'Dokcil' adalah peserta didik (siswa sekolah) yang
memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan usaha pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya.
Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas 5 SDN 04
Rantih. Tujuan umum dari kegiatan dokter kecil ini adalah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), sedangkan tujuan
khususnya adalah agar peserta didik
dapat menjadi penggerak hidup sehat serta dapat menolong dirinya sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya.
Masing-masing peserta diberikan booklet yang berisi
materi-materi berupa tugas dan kewajiban dokter kecil, kegiatan dokter kecil,
peran, dan manfaat yang diperoleh menjadi seorang dokter kecil, materi tentang menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, kesehatan gigi dan mulut, UKS (Unit Kesehatan
Sekolah), P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), cara mencegah cedera, luka
bakar, luka lecet, serta mimisan. Kegiatan ini terdiri dari penyampaian materi
tentang dokter kecil menggunakan power
point presentation (ppt),
simulasi menjadi seorang dokter sungguhan, post test di akhir kegiatan, penetapan
pemenang dokter kecil dan penyerahan hadiah bagi pemenang pertama, kedua, dan
ketiga. Pada sesi simulasi, peserta diajarkan bagaimana berkomunikasi yang baik
antara dokter dan pasien, pemeriksaan fisik umum (memeriksa denyut nadi, napas,
suhu, serta mendengarkan bunyi jantung menggunakan stetoskop).
Siswa-siswi SDN 04 Rantih tampak sangat senang
mengikuti kegiatan dokter kecil ini, apalagi sebagian besar dari mereka
bercita-cita menjadi seorang dokter, sehingga mereka tampak bersemangat. Hal
ini terlihat dari keaktifan peserta dalam menjawab pertanyaan pemateri dan
keberanian untuk tampil di depan kelas memperagakan simulasi menjadi seorang
dokter sungguhan. Setiap peserta yang mampu menjawab pertanyaan dari pemateri
akan diberikan susu dan snack, sehingga memicu semangat mereka untuk lebih
aktif lagi mengikuti kegiatan ini. Penetapan pemenang dokter kecil dilihat dari
keaktifannya dalam mengikuti kegiatan serta memiliki jawaban post test yang
paling baik.
Pemenang pertama diberikan salempang bertuliskan
dokter kecil serta sebuah kado berisi beberapa alat tulis sekolah, sedangkan
pemenang kedua dan ketiga diberikan susu serta beberapa snack. Setiap pemenang
juga berkesempatan untuk berphoto menggunakan stetoskop sehingga tampak seperti
dokter sungguhan. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta yang telah dilatih
menjadi dokter kecil dapat meningkatkan kesehatan pribadi dan lingkungan serta
mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
2. HAND HIGENE
3. APOTEKER CILIK
2. HAND HIGENE
Mahasiswi
KKN mengajarkan cara cuci tangan dengan hand
sanitizer
Sebagian besar masyarakat Indonesia
berasal dari kalangan perekonomian menengah ke bawah. Penyakit yang banyak
berkembang di masyarakat golongan tersebut terutama yaitu penyakit menular yang penularannya
melalui fekal oral seperti penyakit diare yang banyak diderita oleh anak-anak. Salah satu cara penularan
penyakit fekal oral yaitu melalui kebersihan tangan yang kurang dijaga,
terutama pada anak-anak yang banyak bermain di luar rumah dan tidak
mencuci tangan setelahnya. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan
merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan setiap anak untuk mencegah
berkembangnya penyakit fekal oral, namun beberapa orang merasa, cuci tangan
merupakan suatu hal yang buang-buang waktu sehingga tidak perlu untuk dilakukan
atau mungkin beberapa orang sudah sadar akan pentingnya cuci tangan namun belum
melakukannya dengan cara yang tepat sehingga mikroorganisme di tangan masih
hidup dan berkeliaran.
WHO sudah menetapkan 6 langkah cuci
tangan yang efektif dan efisien untuk mengeradikasi seluruh mikroorganisme yang
menempel di tangan. Anak-anak sebagai agen perubahan, sedari dini seharusnya
sudah ditanamkan nilai-nilai kebersihan di dalam dirinya.
Pelatihan cuci tangan ini dilakukan
di SDN 04 Rantih, khususnya pada siswa kelas 5 SD, namun, karena pelatihan ini
dilaksanakan pada jam istirahat, beberapa orang anak kelas 2 dan 3 yang lalu
lalang juga memaksa ingin ikut masuk dan mengikuti kegiatan. Kegiatan diawali
dengan presentasi dengan PPT tentang pentingnya cuci tangan, kapan saja cuci
tangan harus dilakukan, dan 6 langkah cuci tangan menurut WHO. Lalu setelah
itu, dilakukan simulasi 6 langkah cuci tangan bersama peserta, karena kondisi
tidak memungkinkan untuk menggunakan sabun dan air mengalir, digunakan hand
sanitizer untuk mencuci tangan. Selanjutnya, agar ingatan tentang 6 langkah
mencuci tangan ini lebih menempel di pikiran anak-anak, mahasiswi KKN beserta
para peserta menyanyikan lagu “cuci tangan 6 langkah” bersama-sama.
Pada saat akhir acara, kami meminta
beberapa orang anak untuk mencontohkan dan menyanyikan lagu mencuci tangan di
depan kelas, separuh anak di kelas menunjuk tangan antusias, berharap terpilih
sebagai “Dokter Kecil di akhir acara. Semoga kebiasaan mencuci tangan dengan
benar ini menular kepada keluarga, teman dan orang-orang di sekitar anak yang
telah kami ajarkan sehingga, rantai penularan penyakit di lingkungan dapat
diputus sekarang juga.
Memperkenalkan peran apoteker pada masyarakat sangatlah
penting. Pengetahuan masyarakat tentang adanya profesi apoteker akan sangat
membantu mengarahkan pasien untuk lebih spesifik mengerti tentang kepada siapa
pasien akan bertanya bagaimana
sebenarnya penggunaan obat obatan yang benar. Dengan pengetahuan ini akan
menjadikan masyarakat pintar dalam menggunakan obat yang tepat dan benar,
dimana akan sangat berperan dalam kesuksesan pengobatan dan mengurangi adanya
efek samping obat . Pengenalan ini tidak hanya pada masyarakat yang sudah
dewasa tetapi juga pada anak anak usia dini.
Dewasa ini, pembinaan program pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan di usia dini melalui sekolah terutama di tingkat sekolah
dasar sudah mulai berkembang, contohnya sudah banyak dokter kecil yang dimiliki
oleh sekolah-sekolah dasar. Untuk menyempurnakan pembinaan pendidikan kesehatan
dan pelayanan tersebut perlu juga adanya apoteker cilik yang nantinya bisa
berdampingan dengan dokter kecil sehingga dapat menciptakan suasana sehat di
lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah. Peran
dari apoteker cilik ini berguna dalam
membantu penyediaan obat secara umum, dan memberikan informasi obat secara umum di lingkungan sekolah. Alasan ini lah salah satu kegiatan yang bernama “Apoteker
Cilik” di jalankan dalam kegiatan KKN Unand 2017 di Desa rantih agar peran
apoteker sudah dirasakan sejak anak anak usia dini, tidak hanya masyarakat yang
di perkotaan juga masyarakat yang ada di desa.
Pada Kesempatan kali
ini Apoteker cilik diadakan di SD N 04 Rantih. Kegiatan Apoteker cilik
ini dilaksanakan pada Sabtu 15 juli 2017. Peserta dari kegiatan ini adalaha
siswa siswi kelas 4 yang jumlah sebanyak 17 Orang. Kegiatan ini dimulai dengan
perkenalan dan sedikit permainan yang dilakukan antara Mahasiswa KKN dengan
para peserta. Selanjutnya baru dilaksanakan pemberian materi dan kuis. Materi
yang diberikan seputar pengenalan profesi apoteker, penggolongan obat-obatan,
penjelasan singkat DAGUSIBU dan TOGA. Respon
yang diberikan oleh adik adik ini sangat baik. Hal ini dilihat dari banyaknya
yang berlomba dalam menunjuk tangan ketika di berikan kuis.
Dalam kegiatan penutup dari Apoteker cilik ini diadakan
postest lisan kepada pada peserta.
Peserta yang paling aktif akan menjadi Apoteker Ciliknya. Pertanyaan
yang diberikan sebanyak 5 pertanyaan seputar materi yang sudah diberikan tadi.
Dari hasil akhir terpilihlah Kesya atau yang dipanggil keke sebagai Apoteker
cilik. Hasil ini di dapatkan karena keke berhasil menjawab 3 dari 5 pertanyaan
dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar