Senin, 17 Juli 2017

Sosialisasi Tanam Padi Ratun

Di Buat Oleh : Sarah Mulyani
Di Post Oleh : Rahmat Hidayat

Pertemuan 1


 Padi ratun adalah tanaman padi yang merupakan tunas yang tumbuh dari tunggul batang yang telah dipanen dan menghasilkan anakan baru hingga dapat dipanen Pada umumnya tunas-tunas baru akan muncul pada ruas terdekat dari bekas potongan, kurang lebih tiga hari setelah batang padi dipotong.


             Selasa, 11 juli 2017 pukul 21:00 wib. Dimana dalam forum kecil ini dihadiri oleh bapak kepala desa, sekretaris, bendahara dan kelompok tani di rantih. Pada kesempatan kali ini mengadakan sosialisasi sistem tanam padi ratun. Dimana antusias petani terhadap sistem tanam padi secara ratun tertarik dengan apa yang dijelaskan mengenai sistem tanam ratun. Baik dari segi keuntungan dari sistem tanam padi ratun maupun cara yang tidak begitu rumit dan sangat mendukung meningkatkan hasil padi dan dengan waktu yang relatif lebih cepat panen.

            Padi ratun memang tidak seperti padi tanam pindah. Pada umumnya pertumbuhan dan kecepatan kematangan padi ratun tidak seragam, dan hasil yang diperoleh lebih rendah jika dibandingkan dengan tanaman utamanya (transplanting). Akan tetapi, dengan teknik budidaya yang lebih baik, produksi padi ratun bisa ditingkatkan dan keuntungan yang lebih banyak juga bisa dicapai.

adapun sosialisasi padi ratun ini akan dilanjutkan langsung turun kelapangan melihat kondisi sawah petani. Dimana sehingga bisa melihat cocok atau tidaknya sistem tanam padi ratun ini di desa rantih. Ini merupakan pertemuan awal dan dilajutkkan pertemuan selanjutnya dilapangan atau di sawah-sawah petani.

Pertemuan 2


                              Rabu, 12 juli 2017 pukul 10:00 pertemuan ke-2 dalam sosialisasi sistem tanam padi ratun. Petani bernama nenek yulis  berumur 77 tahun. Disinilah saatnya turun kelapangan langsung dan melihat kondisi sawah petani sebenarnya. Sehingga kita dapat melihat pengetahuan petani dalam sistem tanam padi. Pada sosialisasi yang dilakukan langsung ke sawah petani maka survey yang didapat yaitu dimana petani sudah mengetahui sistem tanam ini akan tetapi dimana petani masih ragu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan hal yang baru karena takut mengambil resiko dan kerugian secara material. Petani juga membutuhkan penyuluh yang selalu aktif dalam pengawasan dalam proses dan teknik yang dilakukan agar membimbing serta memberi suatu jalan untuk keberhasilan dalam menanam padi.


Survey untuk melihat kondisi lapangan harus kita lakukan sebelum melakukan tindakkan yang diberikan. Petani akan senang dan akan terbuka jika kita turun langsung dan melihat masalah dan kondisi yang ada di sawah.
Adapun keuntungan padi ratun yaitu :
v Tanpa pengolahan tanah, penyemaian, dan penanaman lagi
v Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit
v Waktu untuk mencapai panen singkat
v Kebutuhan air irigasi lebih sedikit
v Biaya produksi menjadi lebih murah 


“hasil tidak akan menghianati proses yang telah kita lakukan”. [sarah mulyani]

Pertemuan ke-3


Kamis, 13 juli 2017 pukul 11:00. Pada siang hari ke-3 saya menemui petani dimana ibuk dahlinar berumur 60 yang bertani di rantih dengan tempat tinggal di sigantag. Buk dahlinar ini merupan anggota dari kelompok tani dari rantih. Buk dahlinar ikut kelompok tani dirantih sebab lahan sawahnya di rantih sedangkan tempat tinggal nya di sigantang.


Dimana ibuk dahlinar sudah mengenal sistem tanam padi ratun ini tetapi ibuk belum mencobanya karna dengan alasan belum bisa dan ragu akan menanam sistem padi ratun. Ibuk dahlinar menyatakan bahwa “sebelum mengolah lahan lagi sempat terfikir memakai sitem padi ratun akan tetapi karna pasca panen terlalu lama sehingga tidak bagus dan tidak merata hasil panen yang didapat nantinya”

 
Petani sekarang sudah memiliki ilmu yang sangat luar biasa dan telah terlatih baik pengetahuan maupun dilapangan. Hanya saja petani membutuhkan pembimbing dalam mengambil keputusan untuk hal yang baru.

“petani adalah pahlawan dalam kehidupan pangan manusia” [sarah_mulyani]  
Share:

0 komentar:

Posting Komentar